Sahabat, benarkah begitu mulianya kedudukan wanita dalam ajaran Islam? Sudah tahu sejarahnya belum? ^^ Ternyata, zaman dahulu kedudukan wanita di dunia tidaklah seperti yang kita rasakan sekarang. Bahkan di zaman dengan peradaban tinggi seperti yunani, romawi, Persia, india dan Cina kuno pun, wanita berada di puncak kemerosotan dalam berbagai aspek kehidupan. Dahulu, wanita dipercaya sebagai makhluk yang paling rendah dan merupakan sumber penyakit juga bencana,
hanya dianggap sebagai pemuas syahwat, tidak mempuyai hak apa-apa, bahkan kaum laki-laki berhak melakukan apa saja seperti menzhlimi, mengucilkan bahkan membunuhnya. Gambarannya, bahkan seorang istri tidak lagi mempunyai hak hidup setelah suaminya meninggal karena harus rela ikut dibakar hidup-hidup sepeninggalnya. na’udzubillah....
hanya dianggap sebagai pemuas syahwat, tidak mempuyai hak apa-apa, bahkan kaum laki-laki berhak melakukan apa saja seperti menzhlimi, mengucilkan bahkan membunuhnya. Gambarannya, bahkan seorang istri tidak lagi mempunyai hak hidup setelah suaminya meninggal karena harus rela ikut dibakar hidup-hidup sepeninggalnya. na’udzubillah....
Subhanallah Sahabat, Islam turun sebagai rahmatallil’alamin dan menempatkan wanita pada kedudukan yang sangat tinggi. Ketika Islam datang, ia mengangkat derajat wanita dan mengembalikannya kepada keadaan sebagai manusia yang layak. Islam menempatkan wanita setara dengan laki-laki, sebagai sekutunya dalam status kemanusiaan, wanita begitu dimuliakan dan diberikan berbagai hak seperti hak pendidikan, waris, mengelola harta dan bahkan dalam Islam, wanita merupakan tumpuan utama dalam pembentukan masyarakat yang shaleh.
Sahabat, sungguh, Islam telah memberikan kesempatan bagi wanita untuk menjadi sosok yang mulia. Maka, wanita pun bebas memilih, mengambil atau tidak kesempatan tersebut dengan menjaga dirinya mulai dari pakaian, pergaulan, tutur kata, dsb. Dan hanya wanita bertaqwa lah yang memiliki kedudukan lebih tinggi di sisi Allah.
Wallahu’alam
-DIA FSKI 2010/2011- ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar